Wiwi oment

Posts Tagged ‘wiwi

Bagaimana kondisi narapidana di Rumah Tahanan Wanita Pondok Bambu? Apakah mereka jera akan tindak pidana yang telah mereka lakukan? Selama ini kita berpikiran kalau di penjara itu tidak enak, tidur hanya beralaskan tikar, makan tidak sesuai dengan selera kita, disuruh kerja bakti.
Ternyata pikiran kita selama ini salah besar, ada istana di dalam penjara. Narapidana kelas kakap seperti para koruptor justru hidup penuh kenikmatan di dalam penjara, sedangkan narapidana yang lain tidak. Narapidana kelas kakap, ini kebanyakan orang-orang kaya yang menyuap sipir-sipir di Rutan Pondon Bambu, sehingga mereka dibuatkan tempat tersendiri untuk mereka tinggal. di situ mereka boleh melakukan apapun yang mereka mau, boleh membawa atau memasang barang-barang mewah seperti kulkas, AC, dll.
Contohnya seperti Artalyta alias Ayin, dia bisa melakukan apapun di sana, bahkan dia membawa pembantunya untuk melayaninya. Alin juga bisa merawat anak angkatnya di sana dan melakukan rapat. Bahkan pada saat ada pemeriksaan tiba-tiba Alin sedang melakukan perawatan wajah oleh dokter.
Terus baiamana pendapat dari Menteri Hukum dan HAM tentang kasus ini? Ini lebih menyakitkan hati lagi. Ternyata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar mengakui ada pengistimewaan terhadap beberapa narapidana di Rumah Tahanan Pondok Bambu. Pengistimewaan itu mengindikasikan telah terjadi pelanggaran terhadap prosedur peraturan Hukum tentang Rumah Tahanan atau penjara.
Dia juga mengaku tak menutup mata bahwa kasus seperti ini telah berlangsung lama. “Di lapas pasti ada kelemahan, dan kondisi yang terjadi sekarang adalah faktanya,” ujar dia. Faktor kesejahteraan yang terbatas dari para sipir, menurutnya, juga memiliki andil atas fenomena seperti ini. Kenapa sudah tahu kasus ini telah berlangsung lama dia tetap membiarkan? Setelah masyarakat tahu, dia baru akan bertindak.
Apakah sanksi-sanksi bagi sipir-sipir yang bersalah itu? Menteri Hukum dan Ham mengatakan pada media bahwa sipir yang telah menerima suap tersebut akan dimutasi. Apa dengan sanksi seperti itu akan menjerakan? Saya sebagai rakyat Indonesia merasa kurang puas atas sanksi tersebut.

Tag:

PENDIDIKAN YANG KOMERSIAL DI INDONESIA

Apakah benar sistem pendidikan di Indonesia sekarang berubah menjadi sistem pendidikan komersial? Bahwa mulai pendidikan pra-sekolah, SD, SLTP, SLTA sampai perguruan tinggi, semakin berlomba menaikkan pembiayaan dengan bermacam dalih. Salah satunya pasti demi meningkatkan mutu pendidikan. Ada yang bilang bahwa ketika mutu pendidikan menjadi tuntutan, mau tak mau dibutuhkan biaya pendidikan yang besar untuk memenuhi standar baku. Karena itu, tentu masyarakat sebagai pihak pengguna jasa pendidikan harus berpartisipasi ikut menanggung beban berat untuk meringankan pengelolaan pendidikan dalam memenuhi terbangunnya pendidikan berkualitas.
Memang perlu diakui tanpa dana yang cukup, cita-cita pendidikan berkualitas sangat sulit direalisasikan. Kalau tujuan biaya pendidikan yang mahal tersebut untuk memperoleh kualitas baik, itu wajar. Namun kalau pendidikan mahal itu akibat orientasi komersialisasi, di mana lembaga pendidikan menerapkan diri sebagai produsen dalam ekonomi liberal (untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya), ini perlu ditentang.
Saat ini pendidikan di Indonesia benar-benar dikomersialkan seperti masa-masa dimana sekolah hanya menerima anak camat atau orang-orang yang berkantong tebal. Masa kolonialisme telah terulang pada dunia pendidikan. Ini dikatakan komersialisasi karena visi pendidikan telah di belokkan ke ajang bisnis cari untung, sedangkan yang di sebut diskriminasi karena misi pencerdasan bangsa telah di geser ke kemampuan keuangan. Padahal pendidikan sebagai hak konstitusional yang di jamin UUD 1945. Komersialisasi pendidikan telah merampas hak anak bangsa yang kurang beruntung untuk mendapatkan penddikan dan meminggirkan mereka dari cita-cita yang merupakan human investmen dan social capital demi kepentingan bangsa. Padahal sekolah adalah sebuah harga mati untuk seseorang bisa menjadi manusia dan dimanusiakan.
Jika melihat para guru yang tidak mendapatkan tuntutan atas hak-haknya hati ini menangis, tetapi di kota banyak sekali guru dengan mobil mewah menjadikan siswa sebagai komoditas dan lahan komersialitas dengan mengatasnamakan peningkatan mutu pendidikan. Pungutan kepada siswa dengan embel-embel sukarela tetapi sebenarnya memaksa masih banyak terjadi di sekolah terutama dikota, di mana kehidupan sudah cukup kejam dan harapan seseorang anak manusia untuk merubah nasib dalam hidupnya pun melalui pendidikan sia-sia. Intimidasi sekarang ditemui di sekolah-sekolah untuk menakuti nakuti siswa yang orang taunya keberatan atas pungutan yang tidak jelas dan mengatasnamakan sukarela padahal memaksa. Rupanya hal ini merupakan tradisi di dunia pendidikan, Kepala Diknas di suatu kota pun berhak mendapatkan pesangon dari Kepala Sekolah di kotanya jika suatu saat akan pensiun. Adakah yang bisa membongkar kebobrokan di dunia pendidikan?
Semuanya serba bayar karena lembaga pendidikan kini ditunggangi pemilik modal. Saatnya pemerintah peduli dan tidak memandang sebelah mata untuk pendidikan. Dengan demikian, pemerintah dalam kasus mahalnya biaya pendidikan harus mampu berfungsi sebagai filter untuk memonitor sejauh mana biaya pendidikan mahal bagi masyarakat sehingga konsep pemerataan yang dibebankan pada pemerintah bisa dijalankan secara baik. Pemerintah harus senantiasa mengoreksi, mengawasi dan mengevaluasi setiap kebijakan biaya pendidikan yang dibebankan kepada masyarakat. Depdiknas selaku instansi yang langsung menangani masalah pendidikan harus mampu bertindak sebagai penengah antara pelaksana pendidikan (guru dan kepala sekolah) dengan masyarakat. Pada tingkat sekolah, komite sekolah harus pula berjalan sesuai tugasnya. Di antaranya, mengajak masyarakat terlibat menanggung beban biaya pendidikan.
Masyarakat juga harus meminta pemerintah kota untuk menyusun peraturan daerah (perda) tentang pendidikan untuk memangkas praktik bisnis pribadi di lingkungan sekolah karena pada akhirnya bisnis itu hanya membebani siswa yang semestinya digratiskan pemerintah pusat. Masyarakat juga harus menuntut pemerintah kota untuk mewujudkan pendidikan gratis secara total dengan biaya dari APBD untuk seluruh sekolah negeri. Sekolah swasta juga harus ikut menjaga agar pendidikan tetap berjalan dalam koridor upaya mencerdaskan dan memakmurkan bangsa.
Tujuan negara Indonesia harus dapat terwujud, salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, kita semua bagian dari elemen anak bangsa harus terpanggil bangkit meningkatan kualitas mutu perbaikan penyelenggaraan pemerintah, serta adanya kemauan politik pemerintah untuk merubah sistem pendidikan kita kalau ingin negara kita maju.

Tag:

Perbedaan Budaya Upacara Perkawinan antara Adat Jawa dan Melayu Secara Explicit Culture dan Implicit Culture

Explicit culture (observable) adalah sekumpulan tindakan yang dapat diamati dan hasil kebiasaan (adat, kebiasaan sehari-hari) yang ditemukan atau yang di dalam kelompok.
Implicit culture yaitu organisasi prinsip-prinsip yang berada di balik tindakan atau kebiasaan dapat dilihat dari grammar (tatanan bahasa) yang engontrol pembicaraan.
Perbedaannya yaitu:
1. Lamaran
Upacara perkawinan adat Jawa:
Keluarga calon mempelai pria mendatangi (atau mengirim utusan ke) keluarga calon mempelai perempuan untuk melamar putri keluarga tersebut menjadi istri putra mereka.
Pada acara ini, kedua keluarga jika belum saling mengenal dapat lebih jauh mengenal satu sama lain, dan berbincang-bincang mengenai hal-hal yang ringan. Biasanya keluarga dari calon mempelai perempuan yang mempunyai hak menentukan lebih banyak, karena merekalah yang biasanya menentukan jenis pernikahannya:
* Paes Agung yaitu pernikahan agung
* Paes Kesatriyan yaitu pernikahan jenis ksatria yang lebih sederhana
Jika lamaran diterima, maka kedua belah pihak akan mulai mengurus segala persiapan pernikahan.
Upacara perkawinan adat Melayu:
Setelah dirasa bahwa pasangan yang akan menikah sudah cocok, langkah kemudian adalah tahapan melamar dan meminang. Sebelum meminang, keluarga pihak laki-laki melamar terlebih dahulu gadis yang akan dinikahi. Maksud dari kegiatan melamar adalah menanyakan persetujuan dari pihak calon pengantin perempuan sebelum dilangsungkannya acara meminang. Jika masih dalam tahap melamar, maka rencana perkawinan belum dapat dipastikan. Artinya, meskipun pihak calon pengantin laki-laki telah merisik dan meninjau latar belakang perempuan yang akan dinikahi, namun dalam tahap melamar jawaban yang akan diterima darinya masih belum bisa dipastikan. Lain lagi jika telah perempuan tersebut telah dipinang, maka jawaban darinya bisa diakatakan telah pasti.
Lamaran dilakukan oleh pihak calon pengantin laki-laki, yaitu dengan cara mengantarkan beberapa wakil yang terdiri dari beberapa orang yang percaya dapat memikul tanggung jawab tersebut. Dalam pertemuan tersebut terjadi pembicaraan untuk mendapatkan jawaban yang pasti dari pasangan yang akan dijodohkan. Biasanya pihak perempuan akan memberikan jawaban dalam tempo beberapa hari. Adanya tenggat waktu adalah agar perempuan tersebut tidak dianggap “menjual murah” yang begitu mudah langsung menerima lamaran. Masa tenggang tersebut juga difungsikan untuk berunding dengan keluarga dan saudara pihak perempuan, di samping juga untuk menyelidik latar belakang laki-laki secara teliti dan hati-hati.
Setelah calon laki-laki disetujui oleh keluarga pihak perempuan, mereka kemudian menemui wakil pihak laki-laki untuk memberitahukan keputusan tersebut. Dalam adat Melayu, biasanya pihak laki-laki sendiri yang akan datang ke rumah pihak perempuan untuk menanyakan keputusan tersebut. Setelah kedua pihak berbincang dan bersepakat, utusan dari wakil pihak laki-laki akan datang lagi untuk menetapkan kapan hari pertunangan. Dalam pertemuan ini juga diperbincangkan seputar jumlah barang antaran dan jumlah rombongan pihak laki-laki yang akan datang secara bersama. Hal itu dimaksudkan agar pihak perempuan mudah membuat persiapan dalam menerima kedatangan mereka.
Istilah “meminang” digunakan karena buah pinang merupakan bahan utama yang dibawa saat acara meminang beserta daun sirih dan bahan lainnya. Buah pinang adalah lambang untuk laki-laki karenanya bentuknya yang keras. Sirih adalah lambang untuk perempuan. Buah pinang dan sirih adalah lambang laki-laki dan perempuan yang bersatu dan tidak dapat dipisahkan. Artinya bahwa seseorang itu tidak mungkin makan sirih tanpa pinang. Dalam perkembangan adat Melayu saat ini, buah pinang tidak lagi sebagai satu-satunya bahan yang dibawa untuk meminang, namun dibelah-belah secara halus dan diantar beserta dengan daun sirih sebagai pelengkapnya.
Tidak ada masa atau waktu tertentu yang ditetapkan dalam tradisi perkawinan Melayu. Biasanya adat ini dilakukan pada Bulan Maulud (Rabiulawal), yaitu saat petang atau malam hari. Jika dilakukan pada malam hari karena banyak orang yang bekerja pada siang hari, sehingga malam hari dipilih sebagai waktu yang tepat. Pada saat acara meminang, rombongan pihak laki-laki beserta antarannya akan disambut oleh keluarga pihak perempuan. Antaran diletakkan di tengah majelis yang disaksikan di depan para hadirin. Sebelum memulai adat meminang, biasanya wakil pihak perempuan duduk berhadapan dengan ketua wakil pihak laki-laki. Sirih junjung diletakkan di hadapan mereka berdua.
Mereka kemudian memulai acara meminang dengan saling berkenalan terlebih dahulu. Setelah berkenalan wakil pihak perempuan memulai adat ini dengan bertanya kepada wakil pihak laki-laki tentang siapa yang memiliki sirih tersebut. Wakil pihak laki-laki akan menjawab dengan menyebutkan nama laki-laki diwakilinya dan juga nama perempuan yang hendak dipinang. Mereka juga menyatakan maksud kedatangan mereka. Setelah itu tepak sirih yang diterima oleh wakil pihak perempuan kemudian dikembalikan kepada wakil pihak laki-laki sambil mengatakan bahwa pinangan mereka diterima atau ditolak. Wakil pihak laki-laki kemudian mendatangi calon pengantin perempuan untuk mengenakan cincin di jari manisnya. Perempuan tersebut biasanya berada di balik bilik yang telah berpakaian indah. Dengan demikian, calon pengantin perempuan tersebut telah resmi bertunangan dengan calon pengantin laki-laki. Setelah itu calon pengantin perempuan bersalaman dengan para hadirin, terutama dengan beberapa orang perempuan yang mewakili rombongan pihak laki-laki.
2. Persiapan perkawinan
Upacara perkawinan adat Jawa:
Setelah lamaran diterima, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah mempersiapkan pesta pernikahan. Pesta pernikahan Jawa adat Surakarta yang lengkap memerlukan banyak hal, dan pesta tersebut tidak dapat terlaksana tanpa bantuan seorang profesional. Orang yang bertanggung jawab mengatur segala persiapan pernikahan adat Jawa tersebut disebut Pemaes yang mewakili mempelai perempuan. Pemaes atau juru rias ini antara lain bertanggung jawab mengatur pakaian dan rias muka yang akan dikenakan oleh kedua pengantin. Selain itu panitia yang terdiri dari sang Pemaes dan kerabat-kerabat dekat pengantin juga mengatur berbagai hal seputar pesta yang akan dilangsungkan:
* makanan dan minuman yang akan disajikan
* tari-tarian dan musik (biasanya musik gamelan)yang akan mengiringi pesta
* pembawa acara (emcee) yang akan diundang
* acara Siraman
* acara Ijab dan saksi-saksinya
* kata sambutan
* keamanan, transportasi, komunikasi, dokumentasi
* sewa gedung (akomodasi), perlengkapan pesta, dan lain sebagainya
* dekorasi tempat pernikahan
Hal terpenting yang harus mereka persiapkan adalah acara Ijab upacara pernikahan sipil), yang melegitimasi kedua pasangan sebagai suami dan istri yang sah.
Upacara perkawinan adat Melayu:
Hari perkawinan merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua anggota masyarakat yang berkenaan dengan perhelatan acara ini. Pada hari itu semua keluarga, saudara, termasuk tetangga berkumpul dalam satu majelis. Untuk menyambut hari perkawinan diperlukan persiapan yang sungguh matang. Persiapan yang dimaksud biasanya mencakup kegiatan bergotong-royong, pembacaan barzanzi, dan persediaan jamuan.
Tugas utama yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan tersebut adalah dengan cara membangun bangsal penanggah terlebih dahulu. Bangsal ini nantinya digunakan untuk kegiatan masak-memasak. Di daerah pedalaman, bangsal penanggah biasanya terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari daun nipah atau rumbia. Di samping bangsal, yang juga perlu disediakan adalah tungku-tungku dapur yang diperlukan untuk alat memasak.
a. Gotong-Royong
Sebelum datangnya hari perkawinan perlu dilakukan acara gotong-royong atau rewang (jw). Pihak tuan rumah perlu menyediakan berbagai macam kue Melayu untuk mereka yang bergotong-royong. Kegiatan gotong-royong biasanya dilakukan hingga larut malam sambil menikmati kue-kue yang dihidangkan. Kue yang tahan lama biasanya disediakan oleh tuan rumah melalui pertolongan tetangga terdekat, yaitu beberapa hari sebelum berlangsungnya majelis perkawinan. Sedangkan kue yang tidak tahan lama disediakan sehari menjelang perhelatan majelis. Kue-kue ini juga diantarkan kepada mereka yang memberikan sumbangan tetapi tidak bisa datang.
Kegiatan gotong-royong ini dimulai dengan membagi aktivitas yang perlu dilakukan antara laki-laki dan perempuan. Pada pagi harinya, pihak perempuan biasanya sibuk menyediakan berbagai keperluan dalam rumah, sedangkan pihak laki-lakinya mengeluarkan semua alat yang diperlukan, seperti piring, tempat penyajian makanan, gelas, dan sebagainya yang tersusun secara rapi. Pada petang harinya, dilakukan penyembelihan ayam, kambing, atau lembu. Setelah disembelih, sebagian dari pihak laki-laki membuang kulit, membersihkan dan memotong daging sesuai urutan yang dikehendaki. Sebagian yang lain mencabut bulu ayam dan kemudian menyerahkannya kepada petugas yang sudah terbiasa memotong dagingnya. Tukang masak akan menggoreng daging yang telah dipotong agar keesokan harinya dapat dimakan.
b. Pembacaan Barzanzi dan Persediaan Jamuan
Kegiatan (majelis) membaca barzanzi dilakukan selepas shalat isya. Majelis ini biasanya diikuti oleh mereka yang telah melakukan kegiatan gotong-royong selama sehari-semalam, juga diikuti oleh keluarga dan saudara dari tuan rumah, termasuk para jemputan yang diundang secara khusus pada majelis ini. Pada masa kini, kegiatan ini tidak populer lagi. Untuk mengadakan kegiatan ini masih diperlukan usaha gotong-royong sebagaimana dilakukan sebelumnya. Dalam kegiatan pembacaan barzanzi juga dihidangkan jamuan, yang biasanya terdiri dari nasi beserta lauk-pauknya. Setiap hidangan disediakan untuk empat atau lima orang.
Persediaan jamuan biasanya ditentukan secara berbeda-beda, tergantung pada bagaimana keinginan keluarga dari tuan rumah. Seorang ayah yang hanya mempunyai anak tunggal atau tingal satu anaknya yang belum menikah, maka dia biasanya akan mengadakan majelis perkawinan secara besar-besaran, meski di luar kesanggupan keuangannya sendiri. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang kemudian rela berhutang hanya untuk memenuhi keinginan besarnya itu.
Untuk melakukan kegiatan persediaan jamuan, biasanya dipilih terlebih dahulu ketua panitia yang banyak berhubungan secara intens dengan tuan rumah berkenaan dengan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan jamuan. Ia juga bertanggung jawab membeli bahan-bahan keperluan di pasar. Ia perlu berkoordinasi dengan anggota panitianya yang dibagi berdasarkan tugasnya masing-masing, ada yang bertugas menyambut tamu, mengatur tempat duduk tamu, menyediakan air minum, dan mencuci piring atau gelas yang telah digunakan. Di samping ada yang bertugas memasak, juga ada yang bertugas menyediakan makanan yang dibawa pulang oleh hadirin yang datang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut dilakukan secara sukarela karena merupakan adat dalam budaya Melayu untuk hidup saling bergotong-royong.
3. Kegiatan sebelum upacara perkawinan
Upacara perkawinan adat Jawa:
a. Hiasan perkawianan
Sehari sebelum pernikahan, biasanya gerbang rumah pengantin perempuan akan dihiasi Tarub atau janur kuning yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dan daun-daunan:
* 2 pohon pisang dengan setandan pisang masak pada masing-masing pohon, melambangkan suami yang akan menjadi kepala rumah tangga yang baik dan pasangan yang akan hidup baik dan bahagia dimanapun mereka berada (seperti pohon pisang yang mudah tumbuh dimanapun)
* Tebu Wulung atau tebu merah, yang berarti keluarga yang mengutamakan pikiran sehat
* Cengkir Gading atau buah kelapa muda, yang berarti pasangan suami istri akan saling mencintai dan saling menjagai dan merawat satu sama lain.
* Berbagai macam daun seperti daun beringin, daun mojo-koro, daun alang-alang, dadap serep, sebagai simbol kedua pengantin akan hidup aman dan keluarga mereka terlindung dari mara bahaya.
Selain itu di atas gerbang rumah juga dipasang bekletepe yaitu hiasan dari daun kelapa untuk mengusir roh-roh jahat dan sebagai tanda bahwa ada acara pernikahan sedang berlangsung di tempat tersebut.
Sebelum Tarub dan janur kuning tersebut dipasang, sesajen atau persembahan sesajian biasanya dipersiapkan terlebih dahulu. Sesajian tersebut antara lain terdiri dari: pisang, kelapa, beras, daging sapi, tempe, buah-buahan, roti, bunga, bermacam-macam minuman termasuk jamu, lampu, dan lainnya.
Arti simbolis dari sesajian ini adalah agar diberkati leluhur dan dilindungi dari roh-roh jahat. Sesajian ini diletakkan di tempat-tempat dimana upacara pernikahan akan dilangsungkan, seperti kamar mandi, dapur, pintu gerbang, di bawah Tarub, di jalanan di dekat rumah, dan sebagainya.
Dekorasi lain yang dipersiapkan adalah Kembar Mayang yang akan digunakan dalam upacara panggih
b. Upacara siraman
c. Pecah Kendi
Kendi yang digunakan untuk siraman diambil. Ibu pengantin perempuan atau Pameas(untuk siraman pengantin pria) atau orang yang terakhir akan memecahkan kendi dan mengatakan: “Wis Pecah Pamore” – artinya sekarang sang pengantin siap untuk menikah.
d. Pangkas Rikmo lan Tanam Rikmo
e. Ngerik
f. Gendhongan
Kedua orangtua pengantin perempuan menggendong anak mereka yang melambangkan ngentaske artinya mengentaskan seorang anak
g. Dodol Dhawet
Kedua orangtua pengantin wanita berjualan minuman dawet yaitu minuman manis khas Solo, tujuannya agar banyak tamu yang datang.
h. Temu panggih
Penyerahan pisang sanggan berupa gedung ayu suruh ayu sebagai tebusan atau syarat untuk pengantin perempuan.
i. Penyerahan Cikal
Sebagai tanda agar kehidupan mendatang menjadi orang berguna dan tak kurang suatu apapun.
j. Penyerahan Jago Kisoh
Sebagai tanda melepaskan anak dengan penuh ikhlas.
k. Tukar Manuk Cengkir Gading
Acara tukar menukar kembang mayang diawali tukar menukar manuk cengkir gading, sebagai simbol agar kedua pengantin menjadi pasangan yang berguna bagi keluarga dan masyarakat
l. Upacara midodaren
m. Peningsetan
Peningsetan yang berasal dari kata ‘singset’ atau langsing, memiliki arti untuk mempersatukan; kedua keluarga mempelai setuju untuk kedua anak mereka disatukan dalam tali pernikahan.
n. Nyantri
Nyantri dilakukan untuk alasan keamanan dan praktis, mengingat bahwa besok paginya calon pengantin akan didandani dan dipersiapkan untuk acara Ijab dan acara-acara lainnya.
Upacara perkawianan adat Melayu:
a. Upacara menggantung-gantung
Upacara ini menadakan bahwa budaya gotong-royong masih sangat kuat dalam tradisi Melayu.
b. Upacara berinai
Makna dan tujuan dari perhelatan upacara ini adalah untuk menjauhkan diri dari bencana, membersihkan diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih tampak bercahaya, menarik, dan cerah. Upacara ini merupakan lambang kesiapan pasangan calon pengantin untuk meninggalkan hidup menyendiri dan kemudian menuju kehidupan rumah tangga.
c. Upacara berandam
Makna dari upacara berandam adalah membersihkan fisik (lahiriah) pengantin dengan harapan agar batinnya juga bersih. Makna simbolisnya adalah sebagai lambang kebersihan diri untuk menghadapi dan menempuh hidup baru.
Setelah berandam kemudian dilakukan kegiatan “mandi tolak bala”, yaitu memandikan pengantin dengan menggunakan air bunga dengan 5, 7, atau 9 jenis bunga agar terlihat segar dan berseri. Kegiatan ini harus dilakukan sebelum waktu shalat ashar. Mandi tolak bala kadang disebut juga dengan istilah “mandi bunga”. Tujuan mandi ini adalah menyempurnakan kesucian, menaikkan seri wajah, dan menjauhkan dari segala bencana.
d. Upacara khatam Qur’an
Upacara khatam Qur‘an sebenarnya bermaksud menunjukkan bahwa pengantin perempuan sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang bagaimana mempelajari agama Islam dengan baik. Dengan demikian, sebagai pengantin perempuan dirinya telah dianggap siap untuk memerankan posisi barunya sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Di samping itu tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan bahwa keluarga calon pengantin perempuan merupakan keluarga yang kuat dalam menganut ajaran Islam
4. Upacara Perkawinan
Upacara perkawinan adat Jawa:
a. Upacara ijab
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin.
b. Pawai (untuk anggota kerajaan)
c. Upacara panggih/temu
Pada upacara ini kembar mayang akan dibawa keluar rumah dan diletakan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat.
d. Balang suruh
Dengan melempar daun sirih satu sama lain, menandakan bahwa mereka adalah manusia, bukan makhluk jadi-jadian yang menyamar jadi pengantin. Selain itu ritual ini juga melambangkan cinta kasih dan kesetiaan.
e. Wiji dadi
Proses ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan istri yang taat melayani suaminya
f. Pupuk
Ibu pengantin perempuan yang mengusap pengantin laki-laki sebagai tanda ikhlas menerimanya sebagai bagian dari keluarga.
g. Sidur binayang
Di dalam ritual khas pernikahan adat Solo ini ayah pengantin perempuan menuntun pasangan pengantin ke kursi pelaminan, ibu pengantin perempuan menyampirkan kain sindur sebagai tanda bahwa sang ayah menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan sang ibu memberikan dukungan moral.
h. Timbang/pangkon
Di dalam ritual khas pernikahan adat Solo ini pasangan pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin perempuan, dan sang ayah akan berkata bahwa berat mereka sama, berarti bahwa cinta mereka sama-sama kuat dan juga sebagai tanda kasih sayang orang tua terhadap anak dan menantu sama besarnya.
i. Tanem
Di dalam ritual khas pernikahan adat Solo ini ayah pengantin perempuan mendudukkan pasangan pengantin di kursi pengantin sebagai tanda merestui pernikahan mereka dan memberikan berkat.
j. Tukar kalpika
k. Kacar-kucur/tampa kaya/tandur
l. Pengantin pria akan menuangkan kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan, bunga dan uang logam (jumlahnya harus genap) ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah. Pengantin perempuan menerima hadiah ini dengan dibungkus kain putih yang ada di pangkuannya sebagai simbol istri yang baik dan peduli.
m. Dahar klimah/dahar kembul/dahar walimah
Kedua pengantin saling menyuapi nasi satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah dan senang dan saling menikmati milik mereka bersama.
n. Rujak degan
Acara pembuka untuk anak pertama, memohon supaya segera memiliki anak. Rujak degan artinya agar dalam pernikahan selalu sehat sejahtera.
o. (sunting) bubak kawah
Acara perebutan alat-alat dapur untuk anak pertama. Artinya agar pernikahan keduanya sehat dan sejahtera.
p. Tumplak punjen
Acara awal untuk anak bungsu. Artinya segala kekayaan ditumpahkan karena menantu yang terakhir.
q. Mertui
r. Sungkeman
Kedua pengantin bersujud memohon restu dari masing-masing orangtua.
s. Resepsi pernikahan
Upacara perkawianan adat Melayu:
a. Upacara antar belanja atau seserahan
Makna dalam upacara antar belanja ini adalah rasa kekeluargaan yang terbangun antara keluarga pengantin laki-laki dan pengantin perempuan.
b. Upacara akad nikah
c. Upacara menyembah
Makna dari upacara ini tidak terlepas dari harapan agar berkah yang didapat pengantin nantinya berlipat ganda.
d. Upacara tepuk tepung tawar
Makna dari upacara adalah pemberian doa dan restu bagi kesejahteraan kedua pengantin dan seluruh keluarganya, di samping itu juga bermakna sebagai simbol penolakan terhadap segala bala dan gangguan yang mungkin diterimanya kelak.
e. Upacara nasehat perkawinan
Maksud dari perhelatan upacara ini adalah penyampaian petuah, pesan, dan nasehat bagi kedua pengantin agar mereka mampu membangun rumah tangga yang sejahtera (lahir sekaligus batin), rukun, dan damai.
f. Upacara jamuan santap bersama
g. Upacara mengarang pengantin lelaki
Tujuan dari upacara ini sebagai media pemberitahuan kepada seluruh masyarakat sekitar tempat dilangsungkannya perkawinan bahwa salah seorang dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-istri. Di samping itu, tujuanya adalah memberitahukan kepada semua lapisan masyarakat agar turut meramaikan acara perkawinan tersebut, termasuk ikut memberikan doa kepada kedua pengantin.
h. Upacara menyambut arak-arakan pengantin lelaki
i. Upacara bersanding
Inti dari kegiatan ini adalah mengumumkan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah sebagai pasangan suami-istri.
j. Upacara resepsi pernikahan
k. Upacara ucapan alu-aluan dan tahniah
Upacara ini merupakan penyampaian rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terima kasih yang dilakukan pihak keluarga pengantin perempuan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam perhelatan acara perkawinan.
l. Upacara pembacaan doa
Dengan dibacakannya doa diharapkan bahwa semua yang dihadir dalam majelis perkawinan, termasuk kedua pengantinnya, agar diberikan rahmat, karunia, dan keselamatan dalam mengarungi bahtera hidup ini.
m. Upacara santap nasi hadap-hadapan
Pesan yang ingin disampaikan dalam kegiatan ini adalah kerukunan yang terbina antara pasangan pengantin dengan seluruh keluarga, saudara, dan sahabatnya.
n. Upacara tahniah
Keterangan:
Perbedaan explicitnya berupa tata cara atau urutan perkawinan, sedangkan implicitnya berupa makna-makna yang terkandung dalam tata cara atau urutan upacara perkawinan.

Tag:

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 5 pelanggan lain

Mecay

berkibar

Merah putih berkibar, Indonesia merdeka

Mecay

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Arsip

Flickr Photos

Inilah Pengunjung BlogQ

free counters